Harapan Masyarakat Indonesia di Amerika pada Pemilu


di KJRI New York

Antusias masyarakat Indonesia di luar negeri khususnya Amerika pada pemilihan umum (pemilu) ini tampak sangat tinggi dibandingkan dengan pemilu pada tahun sebelumnya. 


Hal ini setidaknya tampak pada hari pemungutan suara di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Wilayah kerja New York yang beralamat di East Avenue 68 Street, New York, Amerika, Sabtu 14 April waktu setempat.

Berbeda dengan pemungutan suara di dalam negeri yang hanya bisa dilakukan melalui satu cara. Metode Pemilihan Umum di luar negeri terbagi ke dalam tiga cara. Pertama, melalui pos. Masyarakat bisa mengirim surat suaranya melalui pos. 

Bagi mereka yang memilih metode ini, proses pemungutan suara telah berakhir pada Maret lalu. Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) telah mendistribusikan surat suara sejak 17 Februari 2019 yang lalu. Dan masyarakat diwajibkan untuk mengembalikan surat suara yang sudah tercoblos ke panitia tidak lebih dari 31 Maret.

Masyarakat yang sedang mengantri

















Metode kedua, melalui Kotak Suara Keliling (KSK). Untuk pertama kalinya, KJRI New York membuka metode TPS keliling di dua kota di wilayah kerja New York.  Yakni, Philadelphia dan Dover New Hamspire. Di pilihnya kedua kota ini menurut kutipan yang disampaikan oleh staf di KJRI dikarenakan banyaknya warga Indonesia yang berdomisili di sana. Sehingga dengan dibukanya opsi ini maka akan mempermudah masyarakat dalam menyalurkan suaranya.

Adapun opsi yang ketiga adalah pemungutan suara di TPS di KJRI. Di sini masyarakat dapat melakukan pemungutan suara sebagaimana biasanya. Hasil pengamatan penulis yang hadir langsung ke TPS di KJRI, New York. Tingkat partisipasi masyarakat tergolong sangat tinggi. 

Bersama pak Jailani, mantan Consulate Jendral RI New York. Kini sebagai Dubes RI untuk Canada
Pic/RizkyA

Hal ini terlihat dari menjamurnya masyarakat Indonesia yang datang ke lokasi dari berbagai penjuru Amerika, seperti negara bagian Massachuset, Connecticut, Delaware, West Virginia, North Carolina, dan bagian negara Amerika lainnya di wilayah kerja KJRI New York.  

Ada dua alternatif yang disediakan oleh PPLN KJRI pada hari H. Alternatif pertama yakni dikhususkan kepada masyarakat yang sudah terdaftar. Di sini, peserta cukup menunjukkan surat undangan memilih baik berupa surat A5 (bagi pindahan) atau C5 dilengkapi dengan paspor. Setelahnya langsung mengantri menunggu giliran masuk ke bilik suara.


Para saksi dan petugas KPU


Adapun alternatif kedua yakni bagi peserta yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), maka dapat melakukan pemilihan setelah pukul 15:00. Hal ini disebabkan panitia  mengutamakan pemilih yang sudah memiliki surat undangan terlebih dahulu.

Nah, di sini lah pemandangan berbeda terlihat. Karena deretan masyarakat yang antri mencapai panjang 200-meter meski telah dibuat dua baris. Bahkan antrian ini berlangsung hingga malam hari. Wajar jika kemudian antrian ini menarik perhatian beberapa masyarakat local yang hilir mudik di sekitaran KJRI menanyakan apa yang sedang terjadi. 

Pembincangan ini juga menghiasi beberapa percakapan yang terjadi di taman Central Park yang hanya berjarak 500-meter dari KJRI New York.


Beberapa pengalaman unik juga tampak terlihat di lokasi pemilihan. Siang itu, beberapa ibu-ibu yang menggenakan pakaian putih tampak menyandungkan lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya, Tanah Air Ku, dan lain-lain. Hal ini tentu menjadikan suasana di sekitar kantor KJRI menjadi sangat heboh dan meriah.



Warga yang sudah mengantri




 
Kesempatan datang langsung ke TPS di KJRI tak hanya dimanfaatkan untuk menyoblos semata. Ajang ini juga dimanfaatkan untuk bersilaturahim dengan berbagai masyarakat Indonesia lainnya. Selain itu, masyarakat Indonesia dapat melepas kangen akan tanah air dengan menyantap berbagai makanan khas nusantara yang dibawa oleh masing-masing individu.

Meski tinggal jauh dari tanah air, namun kecintaan dan kepeduliaan masyarakat Indonesia di Amerika khususnya di New York untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan maju masih lah sangat tinggi. Setidaknya dengan berpartisipasi dalam pemilu 2019 ini menjadi bukti kuat bahwa Indonesia adalah tanah air ku walau nan jauh di sana.

Baik di dalam negeri maupun di luar negeri, semua dari berharap semoga pesta demokrasi yang berlangsung lima tahun sekali ini semakin mendewasakan kita semua dalam berbagai tingkah laku dan perbuatan. 

Meski pilihan berbeda, namun tetap menjunjung tinggi asas persaudaraan dan silaturahim sesame. Presiden Amerika ke-32, Franklin D. Rooselvolt, pernah berkata “Demokrasi tidak dapat berhasil kecuali oleh mereka yang menyatakan pilihannya siap untuk memilih dengan bijak. Oleh karena itu, perlindungan sejati demokrasi adalah pendidikan.”

Dari negeri nan jauh di Amerika. Bravo Indonesia! Insya Allah, dia yang terpilih akan amanah menjalankan perannya sebagai pemimpin bangsa dengan budi pekerti yang baik dan bijaksana.

CONVERSATION

0 Comments:

Posting Komentar

Thank you for read and comment on my blog.