Ahok kini lebih sopan?
PK (Persiapan Keberangkatan) wajib diikuti oleh penerima beasiswa LPDP dan sudah menandatangani Surat Pernyataan dan menerima Surat Keterangan (SK) Penerima Beasiswa LPDP.
Pekan lalu, May 12-16 2024, adalah jatah saya menjalani karantina di Mercure Ancol, Jakarta. Banyak pemateri yang hadir, dari peneliti, pembisik Jokowi, pemenang Putri, sampai mantan napi yang menghebohkan se-antero negeri. Di sisi lain, para putra putri terbaik ibu pertiwi juga menunjukkan sikap dan komitmen tinggi, siap berbakti dan mengabdi untuk negeri.
Di antara semua pemateri, tentu momentum bersama Ahok adalah yang paling ditunggu oleh para awardees, ya, Basuki Tjahaja Purnama menjadi bintang yang paling bersinar di antara pemateri lainnya. Flyer pembicara yang sedari awal dirahasiakan oleh tim PK LPDP pun sempat bocor mendekati waktu. Bincang-bincang tentang Ahok pun menggema di meja makan hingga kelompok kecil. Aku di lain sisi, juga tak kalah menanti sosok yang penuh kontroversi ini. Penasaran saja apakah karantinanya di Mabes Polri beberapa waktu itu akan mengubah mantan Gubernur Jakarta ini dalam bertutur kata atau justru ia akan lebih brutal, ah ntah lah. Ku siap menantikannya, di hari H.
Tak ada presentasi yang ditampilkan, sebagaimana layaknya pemateri lain yang menyiapkan puluhan lembar slides show berupa power points untuk ditampilkan. Berbalut setelan jas berwarna super kalem, bukan hitam tapi agak kecoklatan muda, Ahok memasuki ruangan dengan muka memerah, bak pengantin baru. Ya, mungkin alunan musik yang mengiringi ia waktu itu berasa ia sedang diselamati.
Tiga jam berlalu, aku tidak melihat Ahok sedikit pun di atas panggung. Ia tampak lebih syahdu, menata kata per kata, dan sering kala mengklarifikasi tiap ada kalimat yang ia rasa canggung. "Biar gak didemo lagi," imbuh sesekali membuyarkan keseriusan forum. Ahok lebih santun. Tapi tidak dengan sikap kritisnya terhadap persoalan bangsa, korupsi, nepotisme, kolusi, dan keburukan serta kerusakan lainnya di muka ibu pertiwi ini. Ahok masih keras dan tegas pada hal itu. Namun, hanya pilihan diksinya saja yang kini lebih banyak berubah.
Aku hanya tertawa geli memperhatikan Ahok. Di satu sisi iya sedang belajar menata diri di sisi lain iya ingin sekali menggunakan kalimat kotor untuk menghujat para pembangkan di negeri ini. Tapi tampaknya pengalaman bersekolah di Mabes Polri telah mengubah Ahok lebih santun dalam bertutur.
Ahok semangat sekali melerai sedikit demi sedikit kisah hidupnya saat di Bangka Belitung sampai dengan posisinya saat ini sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Banyak pelajaran yang ku dapat dari kisahnya, walau tentu aku belum 100% move on dari kekecewaan terhadap mulutnya yang salah menafsir kitab suci agamaku, tapi professionally, aku belajar banyak akan arti integritas, kejujuran, transparansi, dan komitmen membangun negeri dari mantan Bupati ini.
Terima kasih sudah hadir membakar semangar mengabdi untuk para pemberani di angkatan Tandara Agni ini.