Hikmah Tragedi New Zealand bagi Muslim di Amerika

pic from nytimes.com


Penembakan sadis yang terjadi Masjid Al-Noor dan Linwood di kota Christchurch, New Zealand ,Jumat tiga pekan lalu, mendapat kecaman dari berbagai pihak. 

Ungkapan belasungkawa dan solidaritas pun marak hampir dari seluruh penjuru dunia. Meski tragedi yang menewaskan 50 orang ini terjadi di New Zealand (Selandia Baru), tapi publik di Amerika pun ikut berduka karenanya dan menunjukkan berbagai bentuk soladaritas untuk kaum muslim.

Beberapa masjid di Amerika, contohnya, tampak dijaga oleh pihak keamanan. Di Masjid Al Falah Kota Philadephia negara bagian Pennsylvania tempat saya menunaikan shalat Jumat, tidak luput dari perhatian petugas keamanan. Setelah menyampaikan khutbah dan mengimani shalat Jumat, saya dan beberapa jamaah yang masih duduk di masjid dikejutkan oleh ketukan pintu masjid. Pintu yang terbuat dari kaca itu memantulkan suara yang agak lumayan keras sehingga hal ini membuat salah satu jamaah membukakan pintu.


“Selamat siang, Pak. Mohon maaf sudah menganggu waktunya,” begitu ucapan yang terdengar. Lantas, pria berseragam lengkap ini menyampaikan apakah kami sudah tau bahwa terjadi insinden memilukan di salah satu masjid di New Zealand? Kemudian dia juga menanyakan apakah ada gerak-gerik yang mencurigakan yang terlihat diperkarangan masjid sejak Subuh dini hari. Ia juga bersaran agar kamu selalu berhati-hati dan sesegera mungkin untuk menghubungi mereka bila merasakan kejanggalan dan keanehan di sekitar masjid sambil memberikan nomor telepon pribadi miliknya. Hal ini dijelaskannya agar jamaah di masjid milik masyarakat Indonesia di Philadelphia ini bisa menunaikan ibadah dengan aman dan nyaman.

Bentuk solidaritas lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Amerika terhadap kaum muslim adalah dengan mengirimkan rangkaian bunga dan meletakkannya di pelataran masjid. Hal ini sebagaimana terjadi di Masjid Chapel Hill negara bagian North Carolina. Seorang wanita paruh baya secara tiba-tiba membuka pintu masjid dan meletakkan beberapa tangkai bunga sambil menyampaikan kesedihan yang mendalam terhadap insiden yang menimpa kaum muslim di New Zealand.


Hasil gambar untuk flower in masjid america after new zealand
Pic/Stripes


Sehari setelah peristiwa naas itu terjadi. Persatuan Forum Beragama di Philadelphia yang beranggotakan seluruh pengurus masjid, gereja, perwakilan komunitas Yahudi, dan beberapa masyarakat menyelenggarakan doa bersama yang berpusat di salah satu pelataran rumah ibadah. Walikota kota Philadelphia yang turut hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan dengan nada tegas bahwa peristiwa yang menimpa muslim di New Zealand bukanlah persoalan yang kecil dan harus dilupakan begitu saja oleh seluruh elemen masyarakat. Justru, kejadian tersebut semakin menegaskan kepada semua pihak bahwa teroris itu nyata dan dia (teroris) tidak ada tempat sejengkal pun di seluruh muka bumi ini. 

“Ini bukan persoalan agama, ras, suku, atau warna kulit saudara-saudara. Tidak perlu menjadi muslim untuk berempati terhadap kejadian ini. Karena ini murni perbuatan yang tidak berprikemanusian.  Siapa pun mereka, kita patut mengutuk keras,” imbuhnya.

Sementara itu, Bill De Blasio selaku Walikota New York City menyampaikan secara terpisah bahwa muslim New York tidak perlu takut dan cemas karena pemerintah senantiasa melindungi setiap warganya dari berbagai ancaman teroris. Pernyataan ini tidak lepas begitu saja. Police Department di berbagai kota besar Amerika, seperti New York, meningkatkan keamanan di rumah-rumah ibadat. Tampak di beberapa masjid di New York, seperti Masjid At-Taqwa di Bedford-Stuyvesant, Brooklyn, sekelompok perwira polisi berseragam lengkap dan dipersenjatai senapan semiotomatis berjaga di sekitaran masjid.

Hasil gambar untuk police new york in masjid
Polices around masjid in New York. Pic New York Times




Pengalaman yang terjadi di kota Philadelphia, New York, Chapell Hill ini mengambarkan kepada kita semua bahwa solidaritas masyarakat Amerika terhadap kaum muslim masih tinggi pada umumnya. Kenyamanan dan keamanan untuk menjalankan ibadah tampak menjadi salah satu prioritas utama dari berbagai elemen di Amerika.  Maka cocok, jika kemudian Amerika dilabelkan negara yang majemuk. Karena kenyataannya begitu lah yang saya rasakan selama tinggal di sini. Tidak perlu takut menunjukkan keislaman, karena itu adalah hak asasi yang harus dihormati dan tentunya dilindungi konstitusi.


Image may contain: 1 person, smiling
Potongan Harian Serambi Indonesia: Kompas Gramedia Group
Tulisan ini telah terbit di kolom Citizen Reporter Harian Serambi Indonesia: Kompas Gramedia Group pada Minggu, 7 April 2019 dengan judul Berkah Tragedy New Zeland bagi Muslim di Amerika.

CONVERSATION

0 Comments:

Posting Komentar

Thank you for read and comment on my blog.